Catatan Hitam Pemerintah Indonesia

Berita tentang gizi buruk dan kelaparan di negeri ini bukan lagi berita baru. Bahkan di sejumlah daerah bebrapa orang tua mengakhiri hidup mereka karena tak lagi merasa memapu menghidupi anak istri mereka akibat tekanan ekonomi yang semakin menghimpit. Bahkan sebagian ada yang tega mengakhiri nyawa anak-anak mereka. Belu lagi titndak kriminal lainnya seperti pecurian dan perampokan dan tindakan asusila yang terjadi akibat tekanana ekonomi.


Kini ditengah meningkatnya penderitaan rakyat akibat makin mahalnya kebutuhan pokok, pemerintah malah memastikan akan kembali menaikkan BBM sebesar 30 persen. Alasan pemerintah, yang didukung oleh sejumlah media dan pengamat ekonomi ini, kenaikan harga minyak dunia yang kini menebus 127 dollar per barel akan berdampak pada pembengkakan subdisi BBM dari 126 menjadi 190 triliun. Lebum agi subsidi BBM untuk PLN yang mencapai 70 triliun.


Di samping itu Pemerintah juga beralasan bahwa kebijakan ini ditempuh justru untuk mengurangi angka kemiskinan dengan ara mengalihkan subasidi BBM yang selama ini 70 persen subsidi tersebut dinikmati oleh 20 persen orang kaya kepada masyarakat miskin melalui pemberian BLT plus pembagian beras murah dan minyak goreng.


Kebohongan Publik
Argumentasi- argumentasi di atas sebenarnya hanyalah pengulangan dari alasan-alasan pemerintah ketika bermaksud menaikkan harga BMM pada bulan Maret dan Oktober 2005 silam.


Namun jauh panggang dari api, alasan bahwa pencabutan subsidi akan mengurangi orang miskin justru sebaliknya. Inflasi meningkat dari 7 persen pada tahun 2005 menjadi 18 persen pada tahun 2006. Pengangguran pun meningkat akibat PHK yang dilakukan oleh sejumlah industri yang gulung tikar karena bahan baku semakin meningkat sementara daya beli masyarakat semakin melemah. Dampaknya angka kemiskinan meroket dari 35 juta menjadi 39 juta pada tahun 2006. Untuk kenaikan BBM 30 persen nanti, berdasarkan perkiraan Lembaga kajian Pertambangan dan Energi, akan meningkat 15, 68 juta jiwa (Kompas, 8/5).


Jika dikatakan bahwa subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh orang-orang kaya, maka juga tidak tepat sebab masayarakat menengah ke bawah, penduduk mayoritas negeri ini juga pengguna transportasi yang mengunakan BBM. Bagi orang-orang kaya, mereka tidak begitu sulit untuk mengkompensasi kenaikan BBM dengan 'memainkan' faktor-faktor produksi yang berada dalam genggaman mereka misalnya dengan menaikkan harga barang dan jasa, mengurangi karyawan atau mengurangi produksi. Dampaknya dapat ditansfer kepada pihak lain. Berbeda dengan rakyat miskin yang tidak memiliki bargaining position dalam perekonomian. Bagi mereka satu-satunya jalan adalah mengencangkan ikat pinggang. (Jika memang mereka masih punya ikat pinggang).


Di sisi lain, apa yang dinyatakan pemerintah bahwa kenaikan minyak dunia justru akan membuat goncangan pada APBN sehingga dapat mengancam perekonomian akibat pelemahan kurs rupiah dan penurunan investasi, dan pelarian modal, merupakan bahasa penipuan.


Apa yang diklaim pemerintah sebagai subsidi sebenarnya merupakan selisih antara harga minyak internasional dengan harga jual minyak di Indonesia saat ini. Bukan subsidi yang jamak diketahui sebagai pengeluaran anggaran akibat biaya produksi lebih tinggi dari harga jual. Menurut Abdullah Sodiq, ketua Serikat Pekerja Pertamina rata-rata biaya produksi minyak hingga sampai ke tangan konsumen sebesar 2.000/liter.


Jika konsumsi BBM di Indonesia 1,3 juta barel sementara produksinya hanya 930 juta barel. Maka peningkatan anggaran hanya terjadi pada pembelian selisih angka tersebut yakni sekita 400 ribu barel. Meski rata-rata impor 700 ribu barel, baik berupa minyak mentah atau BBM seperti premium dan minyak tanah, tapi Indonesia juga mengekspor sekitar 300 ribu barel. Yang patut digarisbawahi bahwa pemerintah sebenarnya meraup untung dari penjualan BBM dalam negeri. Tinggal mengalikan selisih harga jual Rp 4.500 dengan rata-rata biaya produksi sekitar Rp 2.000 dengan penjualan BBM yang dimiliki pemerintah.


Dengan demikian, alasan pemerintah untuk mensejahtehkan rakyat dengan mencabut subsidi BBM merupakan kebohongan dan pembodohan yang anehnya terus dijajakan kepada publik. Termasuk kebohongan SBY-JK yang berjanji tidak akan menaikkan harga BBM setelah menaikkannya hingga 126 persen pada Oktober 2005.


Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ma'qal:

وعن معقل أيضاً قال سمعت رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلم، يقول: "ما من وال يلى رعية من المسلمين، فيموت وهو غاش لهم، إلاّ حرَّم عليه الجنة".


Dari Ma'qal, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:"Tidak seorang pun wali (penguasa) yang mengatur urusan kaum muslimin lalu ia mati sementara ia telah menipu mereka kecuali Allah akan mengharamkan atas mereka surga." (H.R. Muslim)


Menakar Penguasa dengan Islam
Dalam pandangan Islam para penguasa sejatinya adalah pelayan rakyat yang wajib melindungi dan membantu mereka mengatasi kesulitan hidup. Baik buruknya pelayanan tersebut kelak akan dimintai pertangungjawaban dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:


"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang mereka pimpin. Penguasa menjadi pemimpin atas rakyatnya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. " (HR. Bukhari)


Allah swt juga akan memberikan balasan yan setimpal pada setiap sikap dan kebijakan penguasa kepada rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda:


"Siap saja yang memegang urusan ummatku dan bersikap lemah lembut kepada mereka maka Allah akan bersikap lembut kepada mereka. Dan siapa saja yang memegang urusan mereka dan menyulitkan mereka maka mereka akan mendapatkan Bahlah. Para sahabat bertanya: "Apakah bahlah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Laknat Allah." (HR. Muslim)


Hadits di atas memberikan celaan kepada penguasa yang mengatur rakyat dengan cara mempersulit mereka. Celaan tersebut meski berbentuk khabar merupakan larangan yang bersifat tegas karena disertai dengan laknat. Dengan demikian haram hukumnya bagi penguasa untuk membuat kebijakan yang mempersulit kehidupan rakyatnya sebagiamana yang dipertontonkan oleh penguasa saat ini.


Padahal sebelumnya mereka telah berjanji untuk mensejahterahkan rakyat dan mengedepankan kepentingan rakyat dibanding kepentingan pribadi atau kelompok. Mereka inilah yang diancam oleh Rasullah SAW dengan adzab yang pedih di hari Kiamat nanti.

لكل غادر لواء يوم القيامة، يرفع بقدر غدرته! إلاّ ولا غادر غدراً من أمير عامة".


"Setiap penipu pada hari kiamat nanti memiliki bendera yang diangkat sesuai dengan kadar penipuan mereka. Dan tidak ada penipuan yang lebih besar dari seorang pemimpin terhadap rakyat." (HR. Muslim)


Dalam pandangan Islam, di samping melayani rakyat dengan sunguh-sungguh penguasa juga dtuntut memberikan nasihat kepada rakyatnya. Nasehat untuk tunduk dan patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sayangnya di negeri ini justru sebaliknya, para penguasa dengan dukungan pengagum dan pengemban ideologi kapitalasme sekular, justru secara sistemik menggerogoti aqidah dan pemahaman ummat tentang syariah dengan ide-ide kufur semisal demokrasi, HAM dan pluralisme. Akibatnya secara massif pola hidup dan pemikiran mereka semakin jauh dari tuntunan syariah. Rasulullah SAW telah mengingatkan:


عن معقل قال: سمعت رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلم، يقول: "ما من أمير يلى أمر المسلمين، ثم لا يجهد لهم وينصح، إلاّ لم يدخل الجنة معهم" ( رواه مسلم).


"Siapasaja dari seorang hamba yang Allah jadikan penguasa terhadap rakyat namun ia tidak berusaha sebaik-baiknya mengurusi mereka dan memberikan nasihat kepada mereka, maka ia tidak akan mencium bau surga." (H.R. Muslim)


Islam juga mengajarkan bahwa pejabat wajib bersikap amanah dalam mengelola kekayaan negara yang sebesar-besarnya dimpanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Namun penguasa di negeri ini bertingkah sebaliknya. Kronisnya korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan pejabat membuat kekayaan negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik justru disalahgunakan untuk memperkaya diri dan kelompok sembari mengukuhkan eksistensi kekuasaan dan kepentingan mereka. Pemberian hadiah, suap dari kalangan pengusaha misalnya kepada para pejabat telah menjadi sebuah tradisi khususnya menjelang pemilu. Padahal Rasulullah SAW bersabda:


عن خوله الأنصارية، رضى الله عنها، قالت: سمعت النبي، صلى الله عليه وعلى آله وسلّم، يقول: "إن رجالاً يتخوضون في مال الله بغير حق فلهم النار يوم القيامة


Dari Khaulah al Anshariyyah, ia berkata: "Saya mendengar Nabi SAW bersabda: "Sesunguhnya orang-orang yang menguasai harta Allah dengan jalan yang tidak benar, maka pada hari kiamat bagian mereka adalah api neraka." (HR. Bukhari)


وعن أبى حميد الساعدى أن رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلّم، استعمل ابن اللتبية على صدقات بنى سليم، فلما جاء رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلّم، حاسبه، قال: (هذا الذى لكم، وهذه هدية أهديت إلى)، فقال رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلّم: "فهلا جلست في بيت أبيك، وبيت أمك، حتّى تأتيك إن كنت صادقاً". ثم قام رسول الله، صلى الله عليه وعلى آله وسلّم، فخطب الناس وحمد الله واثنى عليه، ثم قال: "أما بعد، فإنى أستعمل رجالاً منكم على أمور مما ولانى الله، فيأتي أحدكم فيقول هذا لكم وهذه هدية أهديت لى، فهلا جلس في بيت أبيه وأمه حتّى تأتيه هديته إن كان صادقاً، فو الله لا يأخذ أحدكم شيئاً بغير حقه إلاّ جاء يحمله يوم القيامة".


Dari Abi Humaid as-Sa'ady bahwa Rasulullah SAW mempekerjakan Ibnu Latbiyyah untuk urusan shadaqah Bani Sulaim. Tatkala ia mendatangi Rasulullah SAW untuk melakukan perhitungan, ia berkata: Ini merupakan bagian kalian dan ini adalah hadiah yang diberikan kepada saya." Maka Rasululah SAW bersabda: Apa tidak sebaiknya engkau duduk saja di rumah bapakmu atau rumah ibumu hingga ia mendatangimu jika memenag engkau benar." Kemudian Rasulullah SAW berdiri dan memberikan khutbah keapda khalayak dan memuji Allah dan dirinya. Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya saya telah mempekerjakana orang-orang diantara kalian terhadapa suatu urusan dari apa yang Allah kuasaan kepadaku. Lalu seorang diantara kalian tersebut datang dan berkata: ini untukmu dan ini adalah hadiah untukku. Apakah dia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya hingga hadiahnya mendatanginyaq jika ia memang benar. Demi Allah tidak seorangpun diantara kalian yang mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali pada hari kiamat nanti ia akan menanggungnya. " (H.R. Bukhari).


Belum lagi kolusi mereka dengan negara dan korporat asing dalam pengelolaan sumber daya alam negeri ini, menjadikan kekayaan milik ummat tersebut justru lebih banyak mengalir ke pihak asing dibandingkan kepada rakyat mereka. Tak tanggung-tanggung cengkraman ini justru dikukuhkan melalui sejumlah undang-undang seperti UU Penanaman Modal dan UU Migas. Walhasil sejumlah aset strategis seperti perbankan, telekomunikasi dan sumber daya alam seperti migas dan tambang mineral kini berada dalam telapak kaki asing. Untuk pengelolaan migas misalnya, 95 persen telah berada di tangan asing. Padahal Allah SWT dengan tegas menyatakan keharaman pihak asing untuk menguasai kaum muslimin.




"Dan Allah tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman." (QS: ............ ....)


Puncak dari dosa penguasa saat ini adalah sikap mereka yang melalaikan penerapan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Mereka lebih memilih untuk menerapkan sistem kapitalisme dalam seluruh sendi-sendi kehidupan rakyat ketimbang syariah Islam.

"Dan putuskanlah dengan apa yang telah Allah turunkan dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu" (QS. Al Maidah: 48)

"Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka mereka adalah orang-orang yang kafir."(QS. Al Maidah : 44)


Pemimpin seperti inilah yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang bodoh sebab mengabaikan sunnah dan ketetapan yang dibawa oleh Rasululllah SAW.


Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:


وعن جابر بن عبد الله رضى الله عنهما: أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال لكعب بن عجرة: أعاذك الله من إمارة السفهاء، قال: وما السفهاء؟ قال: "أمراء يكونون بعدي، لا يهتدون بهدي، ولا يستنون بسنتي، فمن صدقهم بكذبهم، وأعانهم على ظلمهم، فأولئك ليسوا مني ولست منهم، ولا يردون على حوضي، ومن لم يصدقهم بكذبهم، ولم يعنهم على ظلمهم، فأولئك مني، وأنا منهم وسيردون على حوضي! يا كعب بن عجرة: الصيام جنة، والصدقة تطفى الخطيئة، والصلاة قربان، "أو قال: برهان" ، يا كعب بن عجرة: الناس غاديان، فمبتاع نفسه فمعتقها، وبائع نفسه فموبقها". رواه أحمد واللفظ، له والبزار

"Saya berlindung kepada Allah dari pemimpin yang bodoh ia berkata: seperti apakah orang-orang bodoh itu? Beliau menjawab: mereka adalah pemimpin setelahku, tidak melaksanakan petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong mereka dalam kedzaliman maka mereka masuk ke dalam kelompok penguasa tersebut dan saya bukan dari mereka dan mereka pun bukan bagian dari saya. Dan mereka tidak akan masuk ke dalam telagaku. Dan barangsiapa yang yang tidak membenarkan mereka dan tidak menolong atas kedzaliman mereka maka merekalah golonganku dan dan saya merupakan bagian dari mereka dan mereka akan masuk ke dalam golonganku...(HR. Ahmad dan Al Bazzar)


Oleh karena itu, sikap yang terbaik yang harus dilakukan terhadap pemimpin seperti itu adalah tidak menolong mereka--sebagaimana yang diperingatkan dalam hadits di atas. Sebaliknya ummat dengan tegas wajib menasehati mereka untuk kembali ke jalan yang diridhai Allah SAW yakni menyeru mereka untuk menerapkan syariah Islam secara menyeluruh meski harus meregang nyawa. Rasulullah SAW bersabda:


وعن أبي سعيد الخدري رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: "أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان ـ أو أمير ـ جائر". )رواه ابو داود(


"Sebaik-baik jihad adalah kalimat yang haq yang disampaikan kepada penguasa."( HR. Abu Daud)


وعن جابر رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: "سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب، ورجل قام إلى إمام فأمره ونهاه فقتله". ( رواه الترمذي، والحاكم وقال: صحيح الاسناد ).

" Pemimpin para Syuhada' adalah Hamzah ibnu Abdul Muthalib dan orang-orang yang berdiri di hadapan penguasa dan memerintahkannya (kepada yang makruf) dan melarangnya (dari yang mungkar) lalu ia dibunuh."(HR. Tirmidzi, dan Al Hakim)


Pada saat yang sama rakyat negeri ini harus mencampakkan sistem kufur yang telah berurat akar di negeri Islam terbesar di dunia ini. Sistem yang telah menjadi lahan persemaian tumbuhnya pejabat korup, hipokrit dan ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya. Wallahu a'lam bi Shawab.




--
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.".

Artikel Terkait



Baca Selengkapnya di: http://d54v3.blogspot.com/2010/12/cara-membuat-artikel-terkait.html#ixzz1AYn79wp5 www.phonecompi.co.cc

1 komentar:

ANNAS mengatakan...

Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

Posting Komentar